Jakarta (ANTARA) - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengandalkan tanggul laut raksasa (giant sea wall) sepanjang 22 kilometer di kawasan pantai Utara Jakarta untuk mengatasi banjir di kota metropolitan tersebut.

"Maka dalam jangka panjang yang saya sebutkan, memang 'giant sea wall' itu diperlukan," kata Pramono di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa.

Pramono mengatakan, penanganan banjir tentunya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dia menjelaskan banjir terbagi menjadi tiga, yakni dari atas (hulu), banjir lokal karena saluran dan sebagainya serta banjir karena rob.

Adapun di kawasan Jakarta Selatan dinilainya karena penyebabnya masalah lokal mulai dari sungai yang tidak digali, saluran mampet dan arus aliran terbilang cepat. "Masalah lokal yang seperti ini harus ditangani nggak bisa dibiarkan," tegasnya.

Baca juga: Pramono bakal tingkatkan kuota sekolah swasta gratis
Baca juga: Pramono Anung bertemu Anies dan Ahok jelang debat Pilkada DKI Jakarta

Dia pun menyoroti sebenarnya yang menjadi masalah serius yakni banjir rob yang terjadi di tepi pantai, karena permukaan air laut yang lebih tinggi dari daratan pesisir pantai.

"Bagi saya yang menjadi serius sebenarnya banjir karena rob sehingga air turun dari atas, nggak bisa keluar," ujarnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan tanggul pantai Jakarta dapat selesai pada tahun 2025.

Pembangunan tanggul tersebut bertujuan melindungi masyarakat yang berada di pantai utara Jakarta agar tidak mengalami rob terus menerus.

Pada tahun 2019-2024 telah dibangun tanggul sepanjang 8,27 kilometer (km). Total keseluruhan panjang tanggul yang akan dibangun adalah 14,45 km. Saat ini sepanjang 1,6 km sedang dikerjakan.
Baca juga: Pramono nilai pembubaran diskusi di Kemang sebagai aksi premanisme

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024